Pada
zaman dahulu, hidup seorang gadis yang cantik yang bernama Klenting Kuning.
Tetapi ibu kandungnya telah meninggal, ayahnya pun menikah lagi dengan seorang
janda yang memiliki 2 orang anak, yang bernama Klenting Hijau dan Klenting Merah.
Keduanya menjadi saudara tiri Klenting Kuning. Setelah hidup bersama, ternyata
ibu tiri dan saudara tirinya berlaku tidak adil kepada Klenting Kuning, saat
ayah Klenting Kuning tidak ada. Klenting Kuning diperlakukan sebagai pembantu
dirumahnya sendiri. Dan saat Klenting Kuning sedang bersih-bersih, saudara
tirinya mulai bertingkah semena-mena.
Klenting Kuning : ( sedang bersih-bersih )
Klenting Hijau dan Klenting Merah : ( berteriak
memanggil Klenting Kuning )
Klenting Merah :
Hey.... Apa yang kamu kerjakan ? Lihat ini, bajuku masih kotor semua.
Klenting Hijau : Kamarku juga masih
berantakan. Cepat bersihkan semuanya !
Klenting Kuning :
Kakak.... Apa aku harus melakukan semua itu ? Kenapa kalian tidak melakukannya
sendiri ?
Klenting Merah :
Jangan membantah. Kerjakan saja apa yang kami mau. Kalau tidak akan kami
laporkan kepada ibu.
Saat mereka sedang bertengkar, datanglah ibu
tiri Klenting Kuning.
Ibu tiri : Sedang apa kalian ? Kenapa ribut sekali ?
Klenting Hijau : Ini ibu, Klenting Kuning tidak mau
mengerjakan pekerjaan rumah. Mungkin maunya Cuma santai-santai atau tidur saja.
Ibu tiri : Kalau cuma mau tidur, hidup saja di hutan.
Kalau mau tetap disini, mau dapat makan harus mau bekerja.
Klenting Kuning : Tapi ibu, kalau mengerjakan semuanya aku
tidak akan sanggup. Kenapa aku yang harus mencucikan baju kotor kakak ?
Ibu tiri : Cerewet ! Lakukan saja apa yang kami
perintahkan ?
Klenting
Kuning dipaksa untuk mengerjakan semua pekerjaan rumah. Sedangkan ibu tiri dan
kedua saudaranya menjadi penguasa rumah itu. Dan keesokkan harinya penderitaan
Klenting Kuning belum berakhir.
Klenting Merah : Kuning.... Ambilkan minum
buat aku.
Klenting Hijau : Ambilkan makanan buat aku.
Klenting Kuning : Iya kakak,
tunggu sebentar. Ini kak.
Klenting Hijau : (
berusaha menjatuhkan makanan yang diberi Klenting Kuning )
Ibu tiri : Kuning... Bagaimana kamu ini ? Apa yang kamu
lakukan ? Lihat, lantainya jadi kotor.
Klenting Kuning : Iya ibu, maaf.
Klenting Merah : Cepat bersihkan !
Ibu tiri : Setelah membersihkan ini, cuci semua baju
yang kotor di sungai.
Klenting Kuning : Iya bu.
Klenting
Kuning berangkat ke sungai. Saat Klenting Kuning pergi ke sungai, seorang
prajurit utusan dari Ibunda Ande-Ande Lumut datang memberitahukan
pengumumannya.
Prajurit : Aku datang kesini untuk memberitahukan bahwa
Ande-Ande Lumut sedang mencari jodoh. Untuk para wanita yang merasa dirinya
cantik, datanglah ke rumah Ande-Ande Lumut.
Klenting Hijau : Ibu, aku harus ikut sayembara itu ibu... Aku
kan cantik, pasti aku akan dipilih sebagai istrinya.
Klenting Merah : Pasti aku yang dipilih. Aku lebih cantik dari
kamu.
Klenting Hijau : Kamu lebih tua dari aku, aku yang masih muda.
Jadi aku yang lebih cantik.
Ibu tiri : Sudahlah kalian jangan bertengkar. Ayo kita
siapkan semuanya untuk besok, untuk bertemu Pangeran kalian, dan jangan katakan
kepada Klenting Kuning. Kita buat dia besok sibuk untuk bekerja.
Klenting Abang dan Klenting Hijau :
Iya ibu...
Keesokkan
harinya ibu tiri Klenting Kuning mulai memberi pekerjaan yang banyak pada
Klenting Kuning.
Ibu tiri : Klenting Kuning, kemarilah ! Hari ini
pekerjaanmu banyak sekali. Kerjakan semuanya, karena kami mau pergi.
Klenting Kuning : Ibu mau pergi kemana ? Apa aku tidak boleh
ikut ibu ?
Ibu tiri : Tidak boleh. Kamu dirumah saja. Klenting
Hijau... Klenting Merah... Ayo kita pergi.
Klenting Hijau dan Klenting Merah :
Iya ibu... Kami sudah siap.
Akhirnya
ibu tiri dan anaknya berangkat ke rumah Ande-Ande Lumut. Untuk kerumah
Ande-Ande Lumut, mereka harus melewati sungai. Pada saat itu, sungai yang harus
mereka lewati sedang banjir. Mereka ditolong oleh Yuyu Kangkang yang menjaga
sungai itu. Tapi untuk melewati sungai itu, Yuyu Kangkang meminta Klenting
Hijau dan Klenting Merah untuk menciumnya.
Ibu tiri : Anak-anak, bagaimana ini ? Sungainya
banjir.
Klenting Hijau : Iya ibu, bagaimana kita
bisa melewati sungai ini ?
Klenting Merah :
Ibu... Adik... Lihat disana ada Yuyu Kangkang. Bagaimana jika kita minta tolong
padanya.
Ibu tiri :
Wahai Yuyu Kangkang, tolonglah kami untuk melewati sungai ini. Apa kamu mau
membantu kami ?
Yuyu Kangkang :
Aku bisa menolong kalian, tapi aku meminta imbalan dari kalian.
Ibu tiri :
Apa yang kamu inginkan ?
Yuyu Kangkang :
Sebelum aku menolong kalian, aku ingin anak-anak mu menciumku...
Klenting Merah :
Apa ibu... Yang benar saja ?
Ibu tiri :
Ayolah anak-anak turuti saja apa yang dia katakan. Ini demi jodoh kalian yang
kaya raya itu.
Klenting Hijau dan Klenting Merah :
Baiklah ibu... ( mereka mencium Yuyu Kangkang )
Yuyu Kangkang :
Terima Kasih... Baiklah akan aku tolong kalian untuk melewati sungai itu.
Setelah
sampai dirumah Ande-Ande Lumut, ternyata dia tidak mau dengan Klenting Hijau
dan Klenting Merah.
Ibu tiri :
( mengetuk pintu ). Permisi...
Ibu Ande-Ande Lumut : Iya,
tunggu sebentar. Siapa kalian ? Apa tujuan kalian datang kesini ?
Ibu tiri :
Kami mendengar sayembara anak anda. Untuk itu, saya membawa kedua anak saya
kesini. Ini anak saya. ( memperkenalkan anaknya )
Ibu Ande-Ande Lumut : Baiklah.
Silakan masuk. Ande-Ande... Ini ada dua gadis yang ingin menjadi istrimu.
Ande-Ande Lumut : Iya
ibu. Suruh mereka kesini satu-persatu.
Ibu Ande-Ande Lumut : Sekarang
kalian temui Ande-Ande Lumut satu-persatu.
Klenting Merah :
Ibu, aku dulu ya yang kesana. ( mendekati Ande-Ande
Lumut )
Ande-Ande Lumut : ( berdekatan dengan Klenting Merah ). Ibu aku tidak
mau dengan dia. Badannya amis, karena dia sudah dicium oleh Yuyu Kangkang.
Klenting Merah : ( kembali ke ibunya ). Ibu, gimana ini ? Aku sudah
cantik, dia tetap tidak mau.
Klenting Hijau : ( mendekati Ande-Ande Lumut ). Jadikanlah aku
istrimu.
Ande-Ande Lumut :
Tidak mau. Aku juga tidak mau sama kamu. Kamu juga sudah dicium oleh Yuyu
Kangkang. Aku tidak mau wanita yang sudah dicium oleh Yuyu Kangkang.
Saat
saudara tiri Klenting Kuning ditolak oleh Ande-Ande Lumut, Klenting Kuning yang
sedang mengepel lantai, ditemui oleh peri yang selalu melihat kehidupannya. Dia
membantu Klenting Kuning.
Peri :
Klenting Kuning... Aku adalah peri yang selalu melihat hidupmu. Kakakmu pergi
menemui Ande-Ande Lumut, mengapa kamu dirumah saja ?
Klenting Kuning :
Aku disuruh membersihkan rumah. Aku tidak boleh ikut dengan mereka.
Peri :
Baiklah. Sekarang aku akan memberi kamu tongkat. Ini akan berguna untuk
menyuruh Yuyu Kangkang melewati ke sungai. Terimalah ini... Dan sekarang pergilah
menemui jodohmu.
Klenting Kuning :
Terima kasih peri. Sekarang aku akan pergi.
Klenting
Kuning berangkat menemui Ande-Ande Lumut. Setalah sampai disungai, Klenting
Kuning menggunakan tongkat pemberian peri untuk menyuruh Yuyu Kangkang melewati
sungai itu. Dengan tongkat itu Yuyu Kangkang tidak berdaya dan menuruti kemauan
Klenting Kuning.
Klenting Kuning :
( bertemu dengan Yuyu Kangkang lalu mencambukkan
tongkat itu ke tubuh Yuyu Kangkang ). Antarkan aku melewati sungai ini.
Yuyu Kangkang :
Baik. ( menolong Klenting Kuning untuk melewati sungai
)
Saat
sampai dirumah Ande-Ande Lumut, ternyata dia memilih Klenting Kuning untuk
dijadikan istrinya.
Klenting Hijau :
Hai Klenting Kuning.... Untuk apa kamu kesini !
Klenting Merah :
Kamukan tadi disuruh membersihkan rumah !
Ibu Ande-Ande Lumut :
Biarkan dia kemari. Apa namamu Klenting Kuning ?
Klenting Kuning :
Iya ibu...
Ibu Ande-Ande Lumut :
Cobalah mendekati anakku.
Klenting Kuning :
( mendekati Ande-Ande Lumut ). Wahai pangeran.
Aku sangat mencintai kamu. Jadikan aku istrimu.
Ande-Ande Lumut : ( mendekati Klenting Kuning). Apa kamu saudara mereka
? Badan mereka bau amis, mengapa kamu tidak ?
Klenting Kuning :
Badanku belum tersentuh oleh siapapun.
Ande-Ande Lumut :
Benarkah begitu ? Kalau begitu aku memilihmu
untuk menjadi istriku. Ibu.. Dari hatiku mengatakan bahwa Klenting
Kuning dulu adalah istriku yang telah aku usir. Sekarang kami sudah bertemu.
Aku ingin menikah lagi dengan Klenting Kuning ibu.
Ibu Ande-Ande Lumut :
Jika itu keinginanmu, akan ibu kabulkan.
Ibu tiri,
Klenting Hijau, dan Klenting Merah tidak terima denga kenyataan ini. Tapi
mereka tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Dan akhirnya Klenting Kuning dan
Ande-Ande Lumut menikah, dan hidupa bahagia selamanya.
TAMAT
0 komentar:
Posting Komentar