ANDE-ANDE LUMUT

Label:


Pada zaman dahulu, hidup seorang gadis yang cantik yang bernama Klenting Kuning. Tetapi ibu kandungnya telah meninggal, ayahnya pun menikah lagi dengan seorang janda yang memiliki 2 orang anak, yang bernama Klenting Hijau dan Klenting Merah. Keduanya menjadi saudara tiri Klenting Kuning. Setelah hidup bersama, ternyata ibu tiri dan saudara tirinya berlaku tidak adil kepada Klenting Kuning, saat ayah Klenting Kuning tidak ada. Klenting Kuning diperlakukan sebagai pembantu dirumahnya sendiri. Dan saat Klenting Kuning sedang bersih-bersih, saudara tirinya mulai bertingkah semena-mena.

Klenting Kuning                                : ( sedang bersih-bersih )
Klenting Hijau dan Klenting Merah           : ( berteriak memanggil Klenting Kuning )
Klenting Merah                 : Hey.... Apa yang kamu kerjakan ? Lihat ini, bajuku masih kotor semua.
Klenting Hijau                    : Kamarku juga masih berantakan. Cepat bersihkan semuanya !
Klenting Kuning                : Kakak.... Apa aku harus melakukan semua itu ? Kenapa kalian tidak melakukannya sendiri ?
Klenting Merah                 : Jangan membantah. Kerjakan saja apa yang kami mau. Kalau tidak akan kami laporkan kepada ibu.

Saat mereka sedang bertengkar, datanglah ibu tiri Klenting Kuning.

Ibu tiri                                  : Sedang apa kalian ? Kenapa ribut sekali ?
Klenting Hijau                   : Ini ibu, Klenting Kuning tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah. Mungkin maunya Cuma santai-santai atau tidur saja.
Ibu tiri                                  : Kalau cuma mau tidur, hidup saja di hutan. Kalau mau tetap disini, mau dapat makan harus mau bekerja.
Klenting Kuning                : Tapi ibu, kalau mengerjakan semuanya aku tidak akan sanggup. Kenapa aku yang harus mencucikan baju kotor kakak ?
Ibu tiri                                  : Cerewet ! Lakukan saja apa yang kami perintahkan ?

Klenting Kuning dipaksa untuk mengerjakan semua pekerjaan rumah. Sedangkan ibu tiri dan kedua saudaranya menjadi penguasa rumah itu. Dan keesokkan harinya penderitaan Klenting Kuning belum berakhir.

Klenting Merah                 : Kuning.... Ambilkan minum buat aku.
Klenting Hijau                    : Ambilkan makanan buat aku.
Klenting Kuning                                : Iya kakak, tunggu sebentar. Ini kak.
Klenting Hijau                    : ( berusaha menjatuhkan makanan yang diberi Klenting Kuning )
Ibu tiri                                  : Kuning... Bagaimana kamu ini ? Apa yang kamu lakukan ? Lihat, lantainya jadi kotor.
Klenting Kuning                : Iya ibu, maaf.
Klenting Merah                : Cepat bersihkan !
Ibu tiri                                  : Setelah membersihkan ini, cuci semua baju yang kotor di sungai.
Klenting Kuning                : Iya bu.

Klenting Kuning berangkat ke sungai. Saat Klenting Kuning pergi ke sungai, seorang prajurit utusan dari Ibunda Ande-Ande Lumut datang memberitahukan pengumumannya.

Prajurit                                : Aku datang kesini untuk memberitahukan bahwa Ande-Ande Lumut sedang mencari jodoh. Untuk para wanita yang merasa dirinya cantik, datanglah ke rumah Ande-Ande Lumut.
Klenting Hijau                   : Ibu, aku harus ikut sayembara itu ibu... Aku kan cantik, pasti aku akan dipilih sebagai istrinya.
Klenting Merah                : Pasti aku yang dipilih. Aku lebih cantik dari kamu.
Klenting Hijau                   : Kamu lebih tua dari aku, aku yang masih muda. Jadi aku yang lebih cantik.
Ibu tiri                                  : Sudahlah kalian jangan bertengkar. Ayo kita siapkan semuanya untuk besok, untuk bertemu Pangeran kalian, dan jangan katakan kepada Klenting Kuning. Kita buat dia besok sibuk untuk bekerja.
Klenting Abang dan Klenting Hijau            : Iya ibu...
Keesokkan harinya ibu tiri Klenting Kuning mulai memberi pekerjaan yang banyak pada Klenting Kuning.
Ibu tiri                                  : Klenting Kuning, kemarilah ! Hari ini pekerjaanmu banyak sekali. Kerjakan semuanya, karena kami mau pergi.
Klenting Kuning                : Ibu mau pergi kemana ? Apa aku tidak boleh ikut ibu ?
Ibu tiri                                  : Tidak boleh. Kamu dirumah saja. Klenting Hijau... Klenting Merah... Ayo kita pergi.
Klenting Hijau dan Klenting Merah           : Iya ibu... Kami sudah siap.

Akhirnya ibu tiri dan anaknya berangkat ke rumah Ande-Ande Lumut. Untuk kerumah Ande-Ande Lumut, mereka harus melewati sungai. Pada saat itu, sungai yang harus mereka lewati sedang banjir. Mereka ditolong oleh Yuyu Kangkang yang menjaga sungai itu. Tapi untuk melewati sungai itu, Yuyu Kangkang meminta Klenting Hijau dan Klenting Merah untuk menciumnya.

Ibu tiri                                   : Anak-anak, bagaimana ini ? Sungainya banjir.
Klenting Hijau                    : Iya ibu, bagaimana kita bisa melewati sungai ini ?
Klenting Merah                 : Ibu... Adik... Lihat disana ada Yuyu Kangkang. Bagaimana jika kita minta tolong padanya.
Ibu tiri                                  : Wahai Yuyu Kangkang, tolonglah kami untuk melewati sungai ini. Apa kamu mau membantu kami ?
Yuyu Kangkang                 : Aku bisa menolong kalian, tapi aku meminta imbalan dari kalian.
Ibu tiri                                  : Apa yang kamu inginkan ?
Yuyu Kangkang                 : Sebelum aku menolong kalian, aku ingin anak-anak mu menciumku...
Klenting Merah                : Apa ibu... Yang benar saja ?
Ibu tiri                                  : Ayolah anak-anak turuti saja apa yang dia katakan. Ini demi jodoh kalian yang kaya raya itu.
Klenting Hijau dan Klenting Merah           : Baiklah ibu... ( mereka mencium Yuyu Kangkang )
Yuyu Kangkang                 : Terima Kasih... Baiklah akan aku tolong kalian untuk melewati sungai itu.
Setelah sampai dirumah Ande-Ande Lumut, ternyata dia tidak mau dengan Klenting Hijau dan Klenting Merah.
Ibu tiri                                  : ( mengetuk pintu ). Permisi...
Ibu Ande-Ande Lumut  : Iya, tunggu sebentar. Siapa kalian ? Apa tujuan kalian datang kesini ?
Ibu tiri                                  : Kami mendengar sayembara anak anda. Untuk itu, saya membawa kedua anak saya kesini. Ini anak saya. ( memperkenalkan anaknya )
Ibu Ande-Ande Lumut  : Baiklah. Silakan masuk. Ande-Ande... Ini ada dua gadis yang ingin menjadi istrimu.
Ande-Ande Lumut          : Iya ibu. Suruh mereka kesini satu-persatu.
Ibu Ande-Ande Lumut  : Sekarang kalian temui Ande-Ande Lumut satu-persatu.
Klenting Merah                : Ibu, aku dulu ya yang kesana. ( mendekati Ande-Ande Lumut )
Ande-Ande Lumut          : ( berdekatan dengan Klenting Merah ). Ibu aku tidak mau dengan dia. Badannya amis, karena dia sudah dicium oleh Yuyu Kangkang.
Klenting Merah                : ( kembali ke ibunya ). Ibu, gimana ini ? Aku sudah cantik, dia tetap tidak mau.
Klenting Hijau                   : ( mendekati Ande-Ande Lumut ). Jadikanlah aku istrimu.
Ande-Ande Lumut          : Tidak mau. Aku juga tidak mau sama kamu. Kamu juga sudah dicium oleh Yuyu Kangkang. Aku tidak mau wanita yang sudah dicium oleh Yuyu Kangkang.

Saat saudara tiri Klenting Kuning ditolak oleh Ande-Ande Lumut, Klenting Kuning yang sedang mengepel lantai, ditemui oleh peri yang selalu melihat kehidupannya. Dia membantu Klenting Kuning.

Peri                                       : Klenting Kuning... Aku adalah peri yang selalu melihat hidupmu. Kakakmu pergi menemui Ande-Ande Lumut, mengapa kamu dirumah saja ?
Klenting Kuning                : Aku disuruh membersihkan rumah. Aku tidak boleh ikut dengan mereka.
Peri                                       : Baiklah. Sekarang aku akan memberi kamu tongkat. Ini akan berguna untuk menyuruh Yuyu Kangkang melewati ke sungai. Terimalah ini... Dan sekarang pergilah menemui jodohmu.
Klenting Kuning                : Terima kasih peri. Sekarang aku akan pergi.

Klenting Kuning berangkat menemui Ande-Ande Lumut. Setalah sampai disungai, Klenting Kuning menggunakan tongkat pemberian peri untuk menyuruh Yuyu Kangkang melewati sungai itu. Dengan tongkat itu Yuyu Kangkang tidak berdaya dan menuruti kemauan Klenting Kuning.

Klenting Kuning                : ( bertemu dengan Yuyu Kangkang lalu mencambukkan tongkat itu ke tubuh Yuyu Kangkang ). Antarkan aku melewati sungai ini.
Yuyu Kangkang                 : Baik. ( menolong Klenting Kuning untuk melewati sungai )

Saat sampai dirumah Ande-Ande Lumut, ternyata dia memilih Klenting Kuning untuk dijadikan istrinya.

Klenting Hijau                    : Hai Klenting Kuning.... Untuk apa kamu kesini !
Klenting Merah                 : Kamukan tadi disuruh membersihkan rumah !
Ibu Ande-Ande Lumut                   : Biarkan dia kemari. Apa namamu Klenting Kuning ?
Klenting Kuning                : Iya ibu...
Ibu Ande-Ande Lumut                   : Cobalah mendekati anakku.
Klenting Kuning                : ( mendekati Ande-Ande Lumut ). Wahai pangeran. Aku sangat mencintai kamu. Jadikan aku istrimu.
Ande-Ande Lumut          : ( mendekati Klenting Kuning). Apa kamu saudara mereka ? Badan mereka bau amis, mengapa kamu tidak ?
Klenting Kuning                : Badanku belum tersentuh oleh siapapun.
Ande-Ande Lumut          : Benarkah begitu ? Kalau begitu aku memilihmu  untuk menjadi istriku. Ibu.. Dari hatiku mengatakan bahwa Klenting Kuning dulu adalah istriku yang telah aku usir. Sekarang kami sudah bertemu. Aku ingin menikah lagi dengan Klenting Kuning ibu.
Ibu Ande-Ande Lumut                   : Jika itu keinginanmu, akan ibu kabulkan.

Ibu tiri, Klenting Hijau, dan Klenting Merah tidak terima denga kenyataan ini. Tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Dan akhirnya Klenting Kuning dan Ande-Ande Lumut menikah, dan hidupa bahagia selamanya.

TAMAT

 

0 komentar:

Posting Komentar